Banner-1

Banner-1
Link2communion

Welcome in my Gallery

Thank you for visiting our Gallery.
Sign the guest book
please and write your messages.

Rabu, 31 Desember 2008

PUNCAK KASMARAN

Title : PUNCAK KASMARAN
Medium/Size : Oil on Canvas (90cm X 90cm)
Signed & Date : S.Pandji 2005 (Lower Left)

BERBURU BANTENG

Title : BERBURU BANTENG
Medium/Size : Oil on Canvas (60cm X 70cm)
Signed & Date : S.Pandji 2004 (Lower Left)

SAWAH DI BUKIT

Title : SAWAH DI BUKIT
Medium/Size : Oil on Canvas (70cm X 80cm)
Signed & Date : S.Pandji 2005 (Lower Right)

KALIMAS TEMPO DOELOE

Title : KALIMAS TEMPO DOELOE
Medium/Size : Oil on Canvas ( 90cm X 110cm )
Signed & Date : S.Pandji 2004 (Lower Right)

PANEN PADI

Title : PANEN PADI
Medium/Size : Oil on Canvas (100cm X 195cm)
Signed & Date : S.Pandji 2005 (Lower Right)

GERBANG ALAM

Title : GERBANG ALAM
Medium/Size : Oil on Canvas (100cm X 195cm)
Signed & Date : S.Pandji 2004 (Lower Right)

Selasa, 30 Desember 2008

TUNJUNGAN TEMPO DOELOE

Title : TUNJUNGAN TEMPO DOELOE
Medium/Size : Oil on Canvas (90cm X 110cm)
Signed & Date : S.Pandji 2005 (Lower Rigt)

PASAR SAPI

Title : PASAR SAPI
Medium/Size : Oil on Canvas (70cm X 80cm)
Signed & Date : S.Pandji 2006 (Lower Right)

BARONG

Title : BARONG
Medium/Size : Oil on Canvas (50cm X60cm)
Signed & Date : S.Pandji 2008 (Lower Left)

MAKEPUNG

Title : MAKEPUNG
Medium/Size : Oil on Canvas (70cm X 80cm)
Signed & Date : S.Pandji 2006 (Lower Right)

PURNAMA di LANGIT PRAMBANAN

Title : PURNAMA DILANGIT PRAMBANAN
Medium/Size : Oil on Canvas (70cm X 80cm)
Signed & Date : S.Pandji 1994 (Lower Right)

BIMO SUCI

Title : BIMO SUCI
Medium/Size : Oil on Canvas (90cm X 100cm)
Signed & Date : S. Pandji 2007 (Lower Left)

Minggu, 28 Desember 2008

BEDHOYO KETAWANG


Deskripsion : Tari Bedhoyo Ketawang adalah tari sakral milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Lukisan ini saya buat berdasarkan testimoni seorang pelaku tari yang bernama ibu Astuti Hendrato yang sekarang umurnya sudah sekitar 90 tahun, namun beliau masih aktif sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dari beliau saya mendapatkan sebuah buku kecil yang ditulis oleh KGPH Hadiwidjojo yang masih trah keraton Surakarta dan merupakan tulisan ketiga yang berani mengungkap tentang tari pusaka kraton Solo ini.

Dalam lukisan ini menggambarkan, ketika tahun 1920, Mr. Harloff (seorang Residen Pemerintah Hindia Belanda) bersama rombongan diperbolehkan melihat gelar tari Bedhoyo Ketawang pada acara ulang tahun jumenengan ndalem (kenaikan Tahta) Susuhunan Pakubuwono X. Peristiwa ini adalah pertama kalinya Bedhoyo Ketawang boleh dilihat oleh masyarakat dari luar Kraton, karena tarian ini memang bukan tari jenis hiburan, tetapi tarian yang bersifat Ceremonial. Sebagai Emphasis dari lukisan ini, saya tempatkan penampakan Kanjeng Ratu Kidul sedang menari diatas gumpalan asap, sedangkan sebagai latar belakang tampak Mr. Harloff bersama isteri dan rombongan mencermati suguhan tarian yang sedang digelar. Menurut penuturan ibu Astutik, bahwa kehadiran sang Ratu Kidul sudah dapat dirasakan sejak mereka (para penari) melakukan latihan. Walaupun mereka tidak bisa melihat secara visual, namun meraka dapat merasakan sentuhan- sang Ratu saat para penari melakukan kesalahan dalam gerakan tarinya. Sang Ratu membetulkan posisi tangan penari, sudut berdirinya kaki serta condongnya badan saat dalam posisi mendhak.

Lukisan ini saya buat dengan tujuan agar; dapat menjadi alat sosialisasi, bahan diskusi dan edukasi bagi masyarakat kita, agar mereka tidak ketinggalan informasi tentang budayanya sendiri.

Terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat ibu Astuti Hendrato dan juga mas Edy Bakso yang telah memfasilitasi sehingga saya dapat bertemu dan berkenalan dengan ibu Astuti yang ternyata juga sebagai penyunting buku kecil tersebut diatas. Semoga lukisan ini akan menjadi dokumentasi visual dan bermanfaat bagi dunia seni khususnya seni tari. Amin.

Kamis, 25 Desember 2008

Creative Process

Setiap Pelukis pasti mempunyai alasan sendiri-sendiri dalam melahirkan sebuah karya.
Proses Kreatif seorang perupa akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor terutama adalah faktor, lingkungan sosial, ilmu pengetahuan latar belakang pendidikan serta untuk apa ia berkarya. Dalam setiap kesempatan diskusi yang menyangkut proses kreatif ini, selalu terjadi friksi antar seniman, pengamat seni dan institusi pendidikan seni rupa yang pada akhirnya tetap tidak mendapatkan kata yang disepakati mengenai difinisi dan bentuk konkrit dari kreatifitas tersebut. Alhasil kreatifitas itu ya ..................

Sebagai pelaku seni (perupa) saya sendiri mempunyai difinisi yang menjadi acuan bagi saya untuk berkreasi. Dalam melahirkan karya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, yang kadang-kadang hanya ingin melepaskan kerinduan pada masa kecil, namun kadang-kadang ingin mevisualisasikan perasaan saya yang cemas terhadap nilai kultur yang semakin tipis, dan bahkan ingin berjuang melawan ketidak adilan. Tetapi pada akhirnya saya lebih fokus pada masalah pelestarian budaya yang menurut saya materi ini telah banyak membentuk sikap perilaku kelompok manusia dalam kehidupan sosialnya.

Pada dasarnya semua perupa pasti bisa melukis, apapun aliran atau isme yang dianut apakah dia seorang realism, ekspresionism, dlsb. Namun sejujurnya, bahwa hasil karya itu sendirilah yang pada kenyataannya dapat berbicara. Ada yang secara konsep sangat bagus, tetapi tidak dapat diwujudkan dengan indah karena ybs kurang menguasai teknik, material dlsb. Sebaliknya ada yang sangat piawai dalam mewujudkan bentuk dan teknik namun tidak didukung dengan konsep yang bagus sehingga lukisannya hampa dan tak bermakna.

Dalam diskusi panjang yang pernah saya lakukan dengan seorang alumni ISI Yogya, terungkap berbagai persoalan yang sengaja dibalut oleh berbagai kepentingan yang tdk dapat dipaparkan secara vulgar sehingga posisi perupa benar-benar harus banyak belajar agar keberadaannya mempunyai makna baik bagi dirinya sendiri, dunia senilukis serta masyarakat yang mempunyai kepentingan dengan dunia senilukis itu sendiri.